Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Dalam Balutan Adat Jawa

Tugas input 2 11 Desember 2016 22:18:00 WIB

Maulid Nabi atau Maulud saja adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaanya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat.secara substansi, peringatan ini adalah ekspresi penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Pelaksanaan peringatan hari kelahiran Nabi Muhhammad SAW ini dilakukam dengan berbagai kegiatan islami yang bertujuan untuk lebih meningkatkan rasa iman Kepada Nabi Muhammad SAW. Di beberapa dusun di wilayah Desa Banjarejo masih mempertahankan adat istiadat dan budaya yang dipegang teguh oleh masyarakatnya, yaitu dengan upacara adat Kenduri. Walapun banyak pro dan kontra dalam pelaksanaan kenduri ini di kalangan masyarakat Indonesia terutama di Wialayah tanah Jawa, hal tersebut tak menjadi penghalang bagi Dusun Keruk IV untuk melakukannya, “Kenduri merupakan adat istiadat peninggalan nenek moyang kita yang wajib kita jaga dan pertahankan, dalam pelaksanaanya pun didasari oleh rasa ikhlas sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT. Dan yang paling utama pengikraran kenduri juga menggunakan doa yang sesuai dengan ajaran islam” Tutur Bapak Warsono selaku Kaum di padukuhan Keruk IV. Dalam prosesi upacara Kenduri juga sangat menjunjung buadaya jawa, yaitu dengan pelaksanaan makan bersama setelah bapak kaum mengikrarkan acara tersebut. Makanan yang dimakan bersama merupakan makanan yang dibawa oleh masing-masing warga, dan ketika telah selesai diikrarkan dalam prosesi kenduri makanan tersebut diacak, apa yang mereka bawa tak boleh sama dengan apa yang mereka makan ataupun mereka bawa pulang apabila memang masih ada sisa. Begitulah indahnya prosesi Kenduri, makan bersama warga satu padukuhan benar benar menambah rasa nikmat walaupun dengan lauk seadanya.

Terlepas dari segala permasalahan tersebut, semoga segala adat istiadat dan kebudayaan yang telah lama ada dan “diuri-uri” oleh sebagian besar warga masyarakat Desa Banjarejo dapat selalu terjaga dan dilestarikan.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung